Kamis, 28 April 2011

mid semester telaah kurikulum

Pertanayaan dan jawaban mid semester telaah kurikulum.


1. Untuk melaksanakan pendidikan, perlu kurikulum. Apakah pentingnya kurikulum tersebut dalam pelaksanaan pendidikan?

Jawab:
Kurikulum adalah rencana program pengajaran atau pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ibarat orang yang akan membangun rumah, kurikulum adalah ‘blue print’ atau gambar cetak birunya. Kurikulum atau program pendidikan inilah yang sebenarnya ditawarkan atau ‘dijual’ oleh suatu lembaga pendidikan kepada masyarakat.
Kurikulum sebenarnya mencerminkan jati diri suatu lembaga pendidikan. Kurikulum itulah yang sebenarnya membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Perbedaan antara sekolah dapat dilihat dari kurikulumnya, bukan gedungnya. Berbeda dari anggapan umum, kurikulum sebenarnya bukan sekedar daftar mata pelajaran beserta GBPPnya. Daftar mata pelajaran dan GBPP (Garis_garis Besar Program Pengajaran) itu adalah sebagian saja dari kurikulum. Kurikulum sebenarnya meliputi rencana kegiatan ko- dan ekstra-kurikuler. Termasuk di dalamnya adalah filosofi pendidikan yang dianut oleh lembaga pendidikan tersebut serta rencana penciptaan lingkungan yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan itu.


2. Komponen kurikulum terdiri dari (1) tujuan, (2) bahan ajar, (3) proses pembelajaran, dan (4) evaluasi. Coba Saudara jelaskan hubungan keempat komponen tersebut!

Jawab:
1.Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.

Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu;
1. Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan sekolah,
2. Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya,
3. Tujuan Jangka Dekat (objective)
Tujuan yang dikhususkan pada pembelajaran dikelas, misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan sholat, dan sebagainya.

2.Komponen Isi/Materi ( Bahan Ajar)
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menseleksi isi agar menjadi lebih efektif dan efisien. Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain;
a.kebermaknaan (signifikasi)
b.manfaat atau kegunaan
c.pengembangan manusia

3. Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indicator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.

Keempat komponen tersebut saling berhubungan. Setiap komponen bertalian erat dengan ketiga komponen lainnya. Tujuan menentukan bahan apa yang akan dipelajari, bagaimana proses belajarnya, dan apa yang harus di nilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen lainnya. Pada saat di pentingkannya evaluasi dalam bentuk ujian, maka timbul kecenderungan untuk menjadikan bahan ujian sebagai tujuan kurikulum, proses belajar mengajar cenderung mengutamakan latihan dan hafalan. Bila salah satu komponen berubah; misalnya ditonjolkannya tujuan yang baru, atau proses belajar mengajar, misalnyan metode baru, atau cara penilaian, maka semua komponen lainnya turut mengalami perubahan. Jadi, kalau tujuannya jelas, maka bahan pelajaran, PBM, maupun evaluasi pun lebih jelas.



3. Ada empat asas filosofis kurikulum, yaitu (1) aliran perenelialisme, (2) aliran
idealisme, (3) aliran realisme, (4) aliran pragmatisme, dan (5) aliran eksistesialisme. Bagaimanakah pengaruh filsafat tersebut dalam pelaksanaan pendidikan?

Jawab:
Cara kerja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, di mana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut, karena hanya manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan filsafat. Masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak terbatasi oleh pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan yang faktual, tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Telah kita ketahui bahwa filsafat akan menelaah suatu realitas dengan lebih luas, sesuai dengan ciri berpikir filsafat, yaitu radikal, sistematis, dan universal. Konsep tentang dunia dan pandangan tentang tujuan hidup tersebut akan menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan.
filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan

4. Bagaimanakah pengaruh teori belajar terhadap kurikulum?

Jawab:
Teori belajar yang dianut berpengaruh terhadap kurikulum yang dibina. Dimana pengaruh teori belajar terhadap lingkungan mencakup teori ilmu jiwa daya yang bertujuan untuk mencapai mental disiplin yakni melatih daya mental terutama daya pikir. Kemudian, teori asosiasi yang mengutamakan bahan pelajaran yang spesifik, yang terdiri atas sejumlah S-R dan dikuasai melalui penyajian yang cermat, hafalan, dan ulangan. Sedangkan teori Gestalt atau field theory mementingkan perkembangan pribadi anak dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam hidupnya. Dimana kurikulum meliputi perkembangan sosial, emosional, dan intelektual.


5. Mengapa kurikulum perlu diubah dan dikembangkan?

Jawab:
Telah kita ketahui, bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Dimana kurikulum yang semula berarti jarak yang harus di tempuh, kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus di lalui untuk mendapat ijazah. Oleh karena itu, perkembangan kurikulum adalah proses yang tidak ada henti-hentinya, yang harus dilakukan secara kontinu. Jika tidak, maka kurikulum menjadi usang atau ketinggalan zaman. Kurikulum harus diubah karena perubahan masyarakat akibat kemajuan IPTEK. Makin cepat perubahan dalam masyarakat, makin sering diperlukan penyesuaian kurikulum. Namun, mengubah kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Praktek pendidikan disekolah senantiasa jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan teori kurikulum. Perubahan kurikulum terjadi karena orang tak kunjung puas dengan hasil pendidikan sekolah dan selalu ingin memperbaikinya.


6. Misalkan Saudara diminta menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Apa yang harus pertimbangkan ketika menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut?

Jawab:
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan pada saat menyusun KTSP, terlebih dahulu kita harus mengetahui komponen dalam penyusunan KTSP yaitu:

1. pengembangan visi dan misi
2. perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan
3. analisis konteks
4. pengembangan kalender pendidikan
5. pengembangan silabus
6. pengembangan RPP

Setelah kita ketahui komponen yang mencakup dalam penyusunan KTSP, kita juga harus mengetahui langkah yang dilaksanakan dalam penyusunan KTSP.
1. menentukan kompetensi dasar
2. menentukan indikator
3. menentukan standar
4. membandingkan standar dan kompetensi
5. menentukan kesenjangan yang terjadi
6. merencanakan target untuk mencapai standar
7. merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target.









Nama : Eka Sutrisni
Nim : 0900888201026