Rabu, 25 Mei 2011

Puisi dengan pendekatan Strata Norma Roman Ingarden

PEREMPUAN PEREMPUAN PERKASA

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga,
Sebelum haru bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
ke manakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Karya : Hartoyo AndangJaya




Analisis dengan pendekatan Strata Norma Roman Ingarden

1. Lapis Bunyi
Pada baris ke-1 dan ke-2 ada asonansi a.
Contoh :
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka

Dan pada baris ke-1 dan ke-2 pun terdapat aliterasi m (Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta ; dari manakah mereka).



Pada baris ke-3 dan ke-4 ada asonansi a dan e.
Contoh :
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga,

Pada baris ke-5 dan ke-6 ada asonansi a dan e.
Contoh :
Sebelum haru bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta

Pada baris ke-7 dan ke-8 ada asonansi a dan e.
Contoh :
ke manakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara

Pada baris ke-9 dan ke-10 ada asonansi a dan e.
Contoh :
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota

Pada baris ke-11 dan ke-12 ada asonansi a dan e.
Contoh :
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka

Pada baris ke-13 dan ke-14 ada asonansi a.
Contoh :
Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota

Pada baris ke-15 ada asonansi a.
Contoh :
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Jadi, pada puisi Perempuan Perempuan Perkasa ini yang paling dominan adalah asonansi a.


2. Lapis Arti
Pada baris ke-1 sampai baris ke-7 menceritakan betapa gigihnya perjuangan hidup wanita-wanita pedesaan. Mereka datang dari tempat yang jauh pada saat hari masih gelap.
Contoh :
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
dari manakah mereka
tasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga,
Sebelum haru bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta,
ke manakah mereka

Pada baris ke-8 sampai baris ke-15 menceritakan bahwa Mereka adalah pekerja-pekerja yang gigih dan keras kehidupannya. Mereka berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga, menghidupi desanya.
Contoh :
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa



3. Lapis Dunia
Pada baris ke-1 sampai baris ke-7, Puisi ini memberikan kesan betapa gigihnya perjuangan hidup wanita-wanita pedesaan, sehingga di sebutnya sebagai “perempuan-perempuan perkasa”. Mereka datang dari tempat yang jauh pada saat hari masih gelap.
Pada baris ke-8 sampai ke-15 meyatakan bahwa mereka adalah pekerja-pekerja yang gigih dan keras kehidupannya, yang di ungkapkan dengan “di atas roda-roda baja” (lebih memberikan kesan keras daripada “di atas kereta”). Mereka berjuang mati-matian untuk menghidupi keluarga, menghidupi desanya. Kerasnya perjuangan diungkapkan dengan “Merebut hidup” tidak dengan “mencari nafkah, mengais rezeki”.



4. Lapis Metafisis
Pada puisi Perempuan Perempuan Perkasa ini menyatakan bahwa seorang perempuan yang bekerja dan berjuang mati-matian, untuk menghidupi keluarga dan menghidupi desanya.
Contoh :
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta,
siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar